Saturday, February 6, 2010

MATA SEJARAH MERENTASI HARI DEPAN (Sebuah Puisi) ~ Arisel Ba

Dari rimba itu derap sepatu bintang tiga berderap
dentuman tembakan pemuras pengganas kalap
ketika aku lahir diazan ayah, hatinya mula berona
percikan api sinarnya berbalam di atas atap
ratap ibu nyanyikan lagu bahtera merdeka
dan ayah siap mentalak satu, menikah lain, aduhai

Bergumam dukacita ibu merdeka dalam paksa,
terkuras keras antara ilu hati dan rasa iba
airmata menetes ke alur payudaranya, hatinya berdarah
tatkala menetekkan aku, tubuhku disirami airmata, basah
lalu ibu tinggalkan aku hidup bersama nenek tua
di malam buta melangkah sendu tidak menoleh
inilah lakar sejarah hari depanku, bayi sebelum merdeka

Merdeka, merdeka, merdeka, negaraku merdeka
dan dalam geliat nakalku berjela-jela, tatkala
usiaku lima tahun, juah dan manja, pelat kata-kata
datuk buatkan pemuras bemban untuk mainanku,
dan aku menembak bayang-bayang hari depanku
hajat datuk, aku menjadi sojer kebal perkasa
persis bapa saudaraku, mungkin tidak tertunaikan
kerana aku dibelenggu wajah-wajah termiskin

hari keramat Ogos 31, 1957 aku pelat kata-kata
terdidik dalam kandang berbudaya Melayu desa,
datukku membesarkan diri dari rezeki kais pagi
dari kebun getah dua ekar cepat kering susu,
perahu jalur datuk menongkah arus Sungai Jelai
memburu siput, gondang, udang dan ikan sungai
dari mata sejarah itu aku merentasi hari depan,
bila dewasa diajar lafaz dan hafaz al-Quran
sehingga aku menjana bakat menjadi penyajak
lahir sajak, aku dalam sajak, citra bahasa metafora,
anarkis, bombastis, simbolik dan emosi utopia

Sejarah hari depanku telah kulakar dengan deras
tujuh zuriatku diajar hidup keras agar menggugat dunia
bukan sajak, bukan sosio-politik berjenama Melayu malas
bukan lagi tunduk tersipu, santun berbahasa beralas
aku setiap kali selepas solat bertasbih padaMu, ya Allah
ketika ada sisa-sisa usia, akupun bertempik keras:
MERDEKA…. MERDEKA…. MERDEKA….
merdeka, dari belenggu algojo globalisasi dan nafsu,
pasrah!

No comments: